Marry Him

 

Beberapa waktu lalu aku pernah menyuarakan kegelisahan tentang sesosok idaman yang bahkan aku sendiri tak peduli bagaimana model potongan rambutnya atau dia tinggal di bagian bumi sebelah mana. Dia yang entah, yang tiba-tiba saja kutemukan di salah satu bilik pibadi di otakku yang menyimpan berbagai macam keperluan tentang sesuatu bernama jodoh. Ah, bilik itu! Sudah lama tak kusambangi. Seperti layaknya mendapatkan sebuah surat cinta dari tukang pos, aku mendapatinya disana. Mendapati sebuah konstruksi baru tentang lelaki idaman yang ingin kukawini pikirannya saja. Jika mau, kau bisa cek di gudang sapu tanganku yang berlabel “Marry His Mind”.

Hingga kini, surat cinta itu masih tergeletak manis di bilik itu. Kadang kusambangi hanya untuk menghindari lupa. Mengingatkan tentang suatu babak dalam hidupku, dan pemikiran-pemikiranku jaman dulu. Sekarang, rutinitas tukang pos masih berjalan seperti biasa. Dengan seragam yang tak pernah kutahu rupanya dan kendaraan dinas yang tak pernah kulihat wujudnya, rutinitasnya masih sama. Surat-surat itu selalu menunggu kesadaran kita untuk datang atau sekedar menengok.

Namun pada masanya, surat tak lagi relevan akibat gempuran teknologi yang maha dahsyat. Kini aku tak lagi mendapatkan surat, melainkan sebuah telepon. Seolah alarm yang berbunyi sangat kencang dan membangkitkan setiap akar kesadaran di bilik jodoh itu. Aku telah dibangunkan oleh seperangkat kontruksi baru tentang seorang pasangan hidup, pendamping. Tentang jodoh.

Kau pasti pernah mendengar istilah “Jodoh pasti bertemu”. Tak ada yang salah dengan istilah itu. Masalahnya adalah kita tidak akan tahu kapan, dimana, dan dengan siapa kita akan berjodoh sampai kita bertemu orang itu.

Aku termasuk orang yang percaya jika jodoh adalah refleksi diri kita. Jadi jangan harap seseorang yang bernilai lima puluh akan berjodoh dengan orang bernilai sembilan puluh. Nilai memang tidak mutlak, namun cukup merepresentasikan. Nilai ini mencakup fisik dan kepribadian. Sering kita melihat laki-laki yang sempurna fisiknya menikah dengan perempuan yang biasa-biasa saja, dan sebaliknya.

Hal itu menjelaskan bahwa perempuan tersebut mempunyai nilai inner yang lebih tinggi daripada fisik, sehingga saat dijumlah akan menghasilkan nilai yang sama dengan si laki-laki. Nilai tersebut berlaku akumulasi dengan usaha kita di masa sekarang, bukan masa lalu. Saat kita menginginkan jodoh terbaik, kenapa tidak kita berusaha baik terlebih dahulu? Jadi  masih relevankah berdoa dengan kalimat “kalau dapat dia, aku akan tobat” atau ”jadikan dia sebagai jodohku”.

Bagiku, pendamping idaman bukan lagi seseorang yang mempunyai kegemaran yang sama denganku, lalu kita bisa melakukan kesenangan itu bersama-sama karena kita bernaung di dunia yang sama, berbicara dengan bahasa yang sama, dan menyukai kesenangan yang sama. Bukan. Ini semua bukan tentang kesamaan. Eits, tunggu dulu. Bukan berarti aku akan menyebut perbedaan sebagai sesuatu yang indah dalam sebuah hubungan. Tidak! Perbedaan akan selalu menyakitkan selama pikiran kita masih sempit dan mengidamkan akhir cerita yang indah layaknya cinderella. Padahal siapa yang tahu hidup? Siapa yang bisa menjamin jika kau masih bisa hidup beberapa detik kemudian?
Perbincangan ini akan mengerucut pada satu kesimpulan, bahwa pendamping idaman adalah seseorang yang dengan atau tanpa ia sadari mampu membuat kualitas hidup kita lebih baik, dan itu berlaku dua arah. Jangan hanya menuntut pasangan harus sesuai apa yang kita inginkan, pikirkan apa yang bisa kita berikan kepada pasangan. Kau tahu? Ini seperti seorang kolektor lukisan dan orang biasa yang sama-sama sedang memaknai sebuah lukisan sureal. Seorang kolektor akan bisa melihat sebuah barang antik dan berani membayar mahal untuk itu. sedangkan orang biasa yang tak paham dengan nilai tersebut akan menganggapnya barang biasa bahkan tak sudi membelinya.

Ini bukan lagi tentang pacar, gebetan, dan siapa naksir siapa. Waktu kita akan habis jika sekarang masih berkutat dengan cinta model begitu. Karena waktu tak mau lagi basa-basi, dan galau bukan lagi menjadi primadona elegan masa kini. Begitulah, nilai berharga itu hanya orang-orang tertentu yang tau. Dan mereka berani bayar mahal untuk mendapatkanmu, menjaminmu akan lebih baik jika bersamanya. Maka akan kunikahi laki-laki seperti itu.
Jakarta, 6 Mei 2014
Repost setelah sebelumnya terhapus.

Komentar