Gadis Kecil Dengan Segenggam Cinta

       Illustration by: Paula Ascaryani E
Seorang gadis kecil telah membuat janji dengan matahari terbit dan pohon pinus. Dari keduanya melahirkan semburat dramatis. Sinarnya mengkristal bersama debu dan asap. Menerobos deretan pepohonan yang menjulang tinggi. Lanskap favorit si gadis, ia rela berangkat sebelum subuh demi hidangan alam yang satu itu.

Menjelang siang ia bergegas menuju aliran sungai yang gemericiknya sudah terdengar dari tadi. Ia mencuci muka dan melihat pantulan wajahnya di air yang sebening kristal. Mengamati bola matanya yang bundar, merapikan rambut pendeknya yang biasa ia pilin, dan pantulan matahari paginya yang bersinar tegak lurus. Salah satu cara matahari mematut diri dan menyadari betapa indahnya ia.

Gadis kecil itu kemudian mengikuti aliran sungai yang sedang dalam perjalanan ke hilir, menuju laut. Menjelang malam ia telah sampai pada pasangan paling romantis abad ini, senja dan pantai. Sorenya habis untuk melafalkan kata perpisahan.

Dan, ia pun mulai merasa kelelahan. Kini ia hanya ingin beristirahat sambil kembali menunggu matahari pagi.

Gadis kecil itu sangat mencintai matahari. Ia mengerti arti penantian yang layak pada matahari pagi, kejujuran paling lantang pada matahari siang, dan perpisahan baik-baik pada matahari sore.

Ia percaya, bahwa karena cinta, Tuhan menciptakan mahakarya bernama matahari. Karena cinta pula Tuhan menciptakan cinta. Lalu karena cinta Tuhan, ia berhasil menggenggam cinta. Dan coba sebutkan padanya, adakah cinta yang tercipta sia-sia?

                                #NulisRandom2015 #Day3

Komentar